Minggu, 24 Juni 2012

Kenangan di Makam Bung Karno


Saat memasuki bulan Juni, ada seorang tokoh yang terbayang di benak saya: Ir. Soekarno, Presiden Pertama Republik Indonesia. Proklamator kemerdekaan yang akrab disapa dengan “Bung Karno” ini lahir di Surabaya pada 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta pada 21 Juni 1970. Pada bulan Juni ini, kabarnya, sejumlah kegiatan dilakukan di Indonesia dalam rangka memperingati 111 tahun hari lahir Bung Karno.

Bagi saya yang orang jepang, awalnya Bung Karno bukanlah tokoh yang membuat saya merasa “sesuatu”. Namun, selama setahun saya berada dan belajar di Indonesia, pikiran saya yang seperti itu ternyata benar-benar berubah. Salah satu alasannya adalah sebuah pengalaman pribadi ketika berkunjung ke makam Bung Karno.


Pada sekitar 6 tahun yang lalu, saya yang berkunjung ke makam Bung Karno merasa bahwa makma ini merupakan tempat yang benar-benar istimewa bagi para pengujung. Para peziarah datang silih berganti terus-menurus tanpa terputus. Setiap orang – tua maupun muda, pria maupun wanita – duduk bersimpuh bersama dan berdoa dengan sepenuh hati. Tak ada seorang pun yang bersuara. Kesunyian dan sedikit ketegangan menyelimuti suasana di sekitar makam tersebut. Suasana itu sama sekali berbeda dengan tempat-tempat pariwisata yang pernah saya kunjungi di Indonesia.



Tak lama kemudian, saya pun pergi meninggalkan makam Bung Karno bersama dengan sebuah kenangan dan beberapa pertanyaan:

Apakah ada politikus Jepang seperti Bung Karno? Mengapa Bung Karno sampai saat ini masih begitu dicintai oleh rakyat Indonesia? Sebenarnya apa yang para peziarah doakan untuk Bung Karno?

Sebenarnya di Jepang, setahu saya, tidak ada makam politikus yang dikunjungi oleh begitu banyak peziarah seperti makam Bung Karno. Mungkin ini adalah hal yang biasa bagi orang Indonesia, tetapi bagi saya yang orang Jepang, cukup mengejutkan menyaksikan begitu banyak peziarah yang berdoa dengan sepenuh hati di makam Bung Karno. Mengapa Bung Karno begitu dicintai oleh rakyat Indonesia? Dari situlah, saya mulai tertarik dengan Bung Karno.

Pada tahun 2010, 3 tahun setelah saya pulang ke Jepang, Iwan Fals mengeluarkan sebuah lagu berjudul “Negeri Kaya”. Dalam lagu yang terinspirasi dari ziarah ke makam Bung Karno ini digambarkan kekhawatiran terhadap masa depan tanah air dan kerinduan pada tokoh Bung Karno. Iwan Fals menyanyikan:


Negeri ini memang kaya
Kaya orangnya, kaya hewannya
Negeri ini memang kaya
Kaya alamnya, kaya budayanya
Negeri ini memang kaya
Kaya pejabatnya, kaya penjahatnya
Negeri ini memang kaya

Hei, Bung Karno...
Aku bersimpuh di makammu
Maafkanlah aku yang cengeng
Hei, Bung Karno...
Nyenyakkah tidur abadimu
Tularkan keberanianmu itu
Hei, Bung Karno...
Aku bersimpuh di makammu
Suaramu menggelegar di kalbu
Hei, Bung Karno...
Nyenyakkah tidur abadimu
Bilakah mimpi itu kan nyata


Ketika mendengar lagu Negeri Kaya ini, pikiran saya langsung melayang ke para peziarah yang duduk bersimpuh dan berdoa di makam Bung Karno. Sebenarnya apa yang saat itu mereka doakan untuk Bung Karno? Mungkinkah salah satu jawabannya ada di dalam lirik lagu Iwan Fals tersebut? Dengan mendengar lagu tersebut, walaupun hanya sedikit, saya bisa mengerti perasaan mereka untuk Bung Karno.

Mungkin kita sering menemukan tulisan mengenai Bung Karno di dalam buku sejarah、karena beliau selama ini dikenal sebagai salah satu tokoh besar dalam sejarah Indonesia. Namun, Bung Karno bagi saya tidak lain merupakan seorang tokoh yang masih “hidup” di hati rakyat Indonesia. Ziarah ke makam Bung Karno adalah salah satu pengalaman yang paling mengesankan bagi saya ketika berada di Indonesia.

*Semua foto di artikel ini diambil oleh penulis pada akhir bulan Januari 2007.








17 komentar:

  1. Selain Bung Karno emang orang yang spesial, orang indonesia emang masih kental banget tu mistis2 gitu. Jadi di makam2 orang besar, terutama ulama2, pasti rame buat tempat berdoa.

    BalasHapus
  2. Halo Onya, makasih atas komentarnya^^ Wah di Indonesia selain makam Bung Karno masih ada makam-makam orang besar yang banyak dikujungi oleh peziarah ya. Sebenarnya saya hanya berkunjung ke makam Bung Karno saja ketika berada di Indonesia. Kalau ada kesempatan untuk jalan-jalan ke Indonesia lagi, saya ingin berkujung ke makam-makam yang seperti itu:D

    BalasHapus
  3. Bung Karno memang tokoh paling dikagumi oleh seluruh bangsa Indonesia. Karena ketegasannya memimpin bangsa dan perannya yang sangat besar untuk memerdekakan Indonesia :) Berkunjung ke makam pahlawan bangsa itu salah satu bentuk kepedulian rakyat terhadap para pahlawannya yang telah berjuang keras di medan perang :D Rasanya di Jepang juga ada budaya seperti ini, kan? :)

    BalasHapus
  4. Banyak sekali makam di Indonesia yang didatangi peziarah. Terutama makam-makam orang besar.
    Ada yang berdoa untuk orang tersebut, tapi ada juga yang malah minta didoakan oleh orang tersebut (aneh ya? Hehe..)

    BalasHapus
  5. Halo Nana, terima kasih atas kometarnya^^ Iya saya sendiri merasakan betapa Bung Karno dikagumi oleh rakyat Indonesia ketika berada di makam beliau. O ya kalau di Jepang juga memang begitu, tapi sepertinya orang Jepang lebih suka berziarah ke kuil:D

    BalasHapus
  6. Ruru,
    Wah minta didoakan!? Iya aneh ya aneh (...sedikti ya hehehe), tapi cara ziarah nya memang terserah pada masing-masing pribadi. Saya pikir minta didoakan itu juga salah satu cara yang bagus:D

    BalasHapus
  7. Selain Bung Karno di Indonesia masih ada lagi, seperti Bung Hatta, Panglima Jenderal Soedirman yang patungnya ada di salah satu sudut Kementerian Pertahanan Jepang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya kalau ada kesempatan, makam-makam orang besar lain juga ingin saya kunjungi:D

      Hapus
    2. misalnya makam raja-raja yogyakarta di Imogiri. Kalau makam pahlawan nasional ada di kalibata,jakarta. Di kalibata juga ada makam beberapa tentara jepang yang bergabung dengan tentara indonesia pada masa perang dulu setelah 15 Agustus karena gak mau kembali ke jepang. salah satunya Shigeru Ono lahir di Furano,Hokkaido. Beliau jadi narasumber untuk buku-nya Eiichi Hayashi "Zanryuu Nihon-hei no Shinjitsu"

      Hapus
    3. Saya sendiri baru tahu ada makam-makam seperti itu di Jogja. Buku Eiichi Hayashi juga temanya sangat menarik (saya masih belum baca buku itu). Kalau ada kesempatan ke Jogja lagi, saya pasti berziarah ke makam tersebut. Terima kasih atas informasi yang menariknya:D

      Hapus
    4. saya sudah baca bukunya yang sudah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia, kisahnya benar-benar dari sudut pandang saksi sejarah.Sama-sama. di Indonesia masih banyak bekas2 peninggalan masa perang, misalnya goa atau terowongan untuk pertahanan.

      Hapus
  8. Shigeru Ono, beliau masih hidup.

    BalasHapus
  9. Bangsa Indonesia menunggu "reinkarnasi" Bungkarno, katanya menurut ramalan Jaya Baya ada satria piningit (orang yang bisa membawa pembaruan). 2 huruf ahkir nama pemimpin Indonesia membentuk kata:
    NOTONOGORO(bahasa jawa,menata negara dlm bahasa Indonesia):
    SukarNO
    SoeharTO
    Susilo Bambang YudhoyoNO
    Yang ahkiran GO ini, bisa membawa Indonesia ke arah kemakmuran, kemiskinan jarang, Indonesia di hormati di dunia, kembali masa jaya dulu (1960an era bapak Soekarno)......

    BalasHapus
  10. Pak Soekarno lebih dari seorang politikus, lebih dari seorang presiden, lebih dari Pahlawan.......Dia adalah orang yang memimpin bangsa Indonesia ke arah kebebasa, kejayaan. Seluruh dunia menghormati pak Soekarno dahulu. Bahkan negara komunis Uni soviet membuat Masjid untuk Bapak Soekarno berdoa, hanya Indonesia yang berani keluar dari United Nation di era bapak Soekarno........sejak bapak Ir Soekarno meninggal, Indonesia semakin ga menentu....kacau balau, hingga saat ini mulai Indonesia Bangkit kembali. Ir Soekarno sangat penting bagi kami.
    Pak Soekarno punya istri dari jepang, namanya Kartika Sari Dewi Soekarno (nakao nemoto).
    Lihat kejayaan Indonesia dulu, sebagai generasi muda, saya merasa gagal menjalankan amanah tuk membawa Indonesia maju

    BalasHapus
  11. guru saya berkata " bung karno adalah orang yang paling di takuti oleh penjajah seperti belanda dan negeri jepang,,,, karena sekali dia berpidato maka hati rakyat indonesia akan berkobar hingga nekat melawan penjajah" maka dari itu ,dulu lapangan ikada yang sekarang menjadi MONAS di tutup oleh orang jepang agar bung karno tidak berpidato,,,,,,,,,,

    SINGA PODIUM begitulah bung karno di juluki di dunia internasional...

    BalasHapus
  12. Bangsa yg besar adalah bangsa yg selalu menghargai para pahlawannya

    BalasHapus

Pengikut