Kamis, 29 Maret 2012

Iwan Fals dan Soal PLTN (1) - Konser Pertama di Tokyo

(http://www.batan.go.id/pdin/index.php?article=30)
“Saya kurang paham tentang PLTN. Yang saya tahu hanya efek radiasi nuklir akan terus tersisa untuk waktu yang lama. PLTN sendiri mungkin hal yang baik bagi kehidupan manusia, tetapi risikonya terlalu besar. Daripada melakukan proyek yang seperti itu dengan risiko yang begitu besar, lebih baik berhenti saja” (Iwan Fals, 1995 di Jepang) [*]

[*] Komentar Iwan Fals ini diterjemahkan dari sebuah artikel di majalah musik Jepang.

Konser Pertama di Tokyo – Pesan dari Iwan Fals

Pada 8 April 1995, Iwan Fals melakukan konser tunggal di sebuah klub musik di Tokyo, ibu kota Jepang. Bagi Iwan, yang pada tahun 1994, mengikuti sebuah acara musik internasional di Yamagata sebagai tamu kejutan, konser ini adalah pertunjukannya yang kedua di Jepang, sekaligus konser resmi pertama di Tokyo.

Dalam konser tersebut, Iwan Fals membawakan 6 lagu yang kebanyakan dirilis pada tahun 1980-an, dengan gitar akustik dan harmonika. Menurut berita saat itu, sambutan penontonnya “terbilang lumayan”. Selain orang Indonesia, para penggemar dari Jepang juga datang untuk menyaksikan Iwan Fals. Berikut daftar lagu yang dibawakan oleh Iwan Fals pada konser tersebut:

1. Hijau, 2. Tak Biru Lagi Lautku, 3. Berandal Malam Dibangku Terminal, 4. Proyek 13, 5. Ada Lagi Yang Mati, 6. Lonteku.

Jika melihat daftar lagu di atas, tampak bahwa lagu-lagu yang dipilih tidak begitu dikenal secara luas, tetapi memiliki pesan-pesan yang kuat, terkait dengan isu-isu lingkungan, pembangunan, realitas kehidupan manusia, dll. Kabarnya, di atas panggung, Iwan Fals jarang buka mulut kecuali saat bernyanyi. Mungkin dia mencoba untuk menyampaikan isi hatinya kepada penonton di Jepang melalui lagu-lagu tersebut.

"Orang Jepang juga manusia, yang bisa mendengar musik lewat hati. Saya pikir, lagu-lagu saya cocok didengar tidak hanya lewat telinga, melainkan juga dengan hati”, kata Iwan.

Lagu yang cocok didengar dengan hati. Dalam konser pertama di Tokyo, lagu yang dipilih sebagai salah satu pesan dari Iwan Fals adalah “Proyek 13”.

Bersambung ke “Makna dan Maksud Lagu Proyek 13”

Kamis, 22 Maret 2012

Lagu Mothra - Lagu Bahasa Indonesia Terpopuler di Jepang...!?


Apakah ada lagu berbahasa Indonesia yang terkenal di Jepang? Jawabannya tentu saja, Ya! Di Jepang pun, ada lagu hit yang dinyanyikan dalam bahasa Indonesia seperti lagu "Kokoro no Tomo" di Indonesia. “Mosura no Uta (Lagu Mothra)”, inilah judul lagunya.

Lagu Mothra dirilis pada tahun 1961 sebagai musik tema film “Mothra”, salah satu film fiksi sains yang merepresentasikan Jepang. Seperti yang ditunjukkan dalam foto dan video di atas, Mothra adalah monster fiktif, yang berbentuk ngengat* dan yang dianggap “dewa pelindung” bagi masyarakat di sebuah pulau kecil yang terletak di Lautan Teduh Selatan. Dalam film, Lagu Mothra digunakan sebagai ritual untuk memanggil Mothra.

*Kata Mothra sendiri, asal usulnya datang dari kedua kata bahasa Inggris “moth” dan “mother”, maka mempunyai arti “induk ngengat”.

Senin, 12 Maret 2012

Harapan Tak Boleh Mati - Setahun Setelah Gempa dan Tsunami di Jepang



Doa sedih, lagu sedih, puisi sedih
Menghiasi televisi, koran, dan hari-hari kami
Warnanya biru lebam, kehitam-hitaman 
Baunya busuk merogoh sukma siapa saja

Sepenggal lirik lagu milik Iwan Fals di atas mungkin belum banyak yang mengenalnya. Lagu berjudul “Harapan Tak Boleh Mati” ini dibuat, ketika bencana tsunami meluluhlantakkan Aceh, 26 Desember 2004 silam. Iwan Fals yang saat itu turut merasakan kepedihan akibat bencana alam di Aceh, menceritakannya dalam petikan lirik lagu sebagai berikut:

Pengikut